Ronald Prasanto |
Words & Photos: Edwin Pangestu
Jauh sebelum dikenal sebagai orang
pertama di dunia yang memadukan molecular gastronomy pada kopi, atau sebagai
pendiri dessert bar Ron’s Laboratory, Ronald Prasanto adalah seorang coffee artist, tentunya
sampai sekarang. Meski akhirnya ia lebih memilih jalan lain untuk mencintai kopi (maksudnya, sekarang ini ia tidak membuka coffee shop sendiri), Ronald memiliki pandangannya sendiri mengenai dunia kopi, terutama soal 4
komponen yang harus dikuasai para barista.
“Mungkin hanya butuh 1 hingga 2
bulan untuk mempelajari teknik dasar membuat espresso. Jika Anda ingin membuat
9 minuman berbasis espresso (macchiato, cappuccino, caffe latte, cafe mocha,
americano, dsb), Anda hanya harus belajar cara membuat espresso dan steamed
milk, itu saja. Namun seorang barista sejati harus bisa memiliki banyak skill lain: seperti
membuat costing, bahkan memahami psikologi konsumen,” jelas Ronald.
Barista hanyalah bagian akhir dari proses
panjang dari sebuah bisnis kopi. Ronald menuturkan bahwa ada 4 faktor utama
yang menentukan kualitas secangkir kopi yang disajikan di depan Anda, mulai
dari yang paling penting: barista, biji kopi, mesin kopi dan grinder.
1.
Barista
Barista adalah faktor yang paling
menentukan. Anda memberikan Michael Schumacher mobil Innova, sementara saya
menggunakan F1. Jika kami balapan, saya yakin saya tetap akan kalah. Mirip
kasusnya dengan barista. Seorang barista mahir dengan mesin yang jelek akan
menghasilkan secangkir kopi yang lebih baik dari barista yang kurang mahir
meski ia menggunakan mesin bagus.
Masalah utama pada barista Indonesia
adalah, mereka cenderung jadi sok tahu. Saya lebih suka melatih seorang tanpa
pengalaman daripada barista profesional. Beberapa coffee shop terkemuka juga
percaya bahwa metode mereka adalah yang terbaik, jadi ini seperti mencuci otak
para baristanya.
Suatu hari, saya meminta barista dari
sebuah coffee shop terkenal untuk membuat kopi sesuai selera saya. Entah mampu
atau tidak, ia menolak melakukannya, karena menurut perusahaannya, metode
mereka adalah yang terbaik. Jika itu terjadi, biasanya saya pesan air panas,
dan menyeduh sendiri kopi tubruk saya.
Saya percaya tidak ada yang namanya “metode
terbaik” dalam membuat kopi, karena setiap orang punya preferensinya
masing-masing. Oleh sebab itu, seorang barista harus selalu berpikiran terbuka
terhadap semuanya.
Doddy Samsura, a good barista? No, a champion barista! |
2.
Biji Kopi
Indonesia memiliki banyak sekali biji kopi,
dengan karakteristiknya masing-masing. Tentu saja ada panduan soal karakter
rasa dari setiap biji kopi. Sekitar 7 tahun lalu, saya mencoba menghafalnya,
namun saya suka bereksperimen. Jika Anda mengubah profil roastingnya,
karakternya akan berubah secara keseluruhan. Kemungkinannya tidak terbatas.
Saya tidak menyarankan Anda untuk
menghafalnya, tapi sebaiknya Anda bereksperimen. Barista yang baik tahu cara
untuk menonjolkan karakter alami dari biji kopi sambil meminimalisasi karakter
negatif dari biji kopi.
Salah satu masalah para pelaku industri
kopi adalah: sebagian besar orang Indonesia terbiasa minum kopi instan. Tidak
heran banyak yang protes ketika melihat harga kopi premium. Ini terjadi setiap
saat. Jika ada yang komplain, saya menjelaskan bahwa di perkebunan kopi, ada ratusan orang yang
dipekerjakan untuk memetik buah kopi kemudian menyeleksi biji kopi. Proses ini
harus dilakukan secara manual untuk mendapatkan biji kopi terbaik. Semuanya ini merupakan proses yang mahal dan melelahkan.
Beberapa perusahaan kopi instan menggunakan
biji kopi kualitas rendah, bahkan ada yang menambahkan jagung, beras, atau
bahan kimia ke dalam kopi. Parahnya, lidah kita sudah terbiasa dengan rasa
seperti itu kan?
3.
Mesin Kopi
Jika berbicara tentang mesin kopi,
pertanyaan utamanya adalah: seberapa cepat Anda ingin menyajikan kopi? Saya
lihat banyak coffee shop yang membeli mesin dengan 3-4 grouphead cuma karena
terlihat lebih keren. Harus dipertimbangkan juga listriknya. Sebagai gambaran,
jika 1 grouphead memakan daya 2.000 watt, tentunya dengan mesin 4 grouphead
Anda membutuhkan 8.000 watt, ditambah 500 watt untuk cadangan.
Salah seorang teman saya, seorang pemilik
restoran sushi, minta rekomendasi mesin kopi. Saya bilang saja, “jika penjualan Anda
tidak sampai 5 cangkir setiap hari, ngapain juga mempekerjakan barista
profesional? Pakai saja mesin kopi otomatis."
Memahami mesin kopi merupakan salah satu
tanggung jawab barista. Seorang barista harus bisa membongkar dan memasang
mesin kopi untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil.
4. Grinder
Idealnya, kita membutuhkan waktu 20-30
detik untuk menyeduh espresso. Semakin sebentar durasinya, rasa kopi akan lebih
lemah dan warna cremanya lebih muda, begitu pula sebaliknya. Durasi ideal yang dibutuhkan ditentukan
dari kehalusan bubuk kopi.
Pada espresso, biasanya semakin kasar bubuk
kopi akan semakin memudahkan uap air untuk menembus (durasi lebih cepat). Tidak
ada aturan baku soal kehalusan dari bubuk kopi. Namun untuk espresso, saya
sarankan bubuk kopi digiling sedikit lebih halus dari tekstur garam, sementara
untuk kopi tubruk sebaiknya seperti gula pasir. Karena semakin lama kontak air
dengan bubuk kopi, maka teksturnya harus semakin kasar.
Kualitas dari grinder juga sangat
mempengaruhi hasil akhir. Grinder yang bagus akan menghasilkan bubuk kopi
dengan ukuran yang lebih konsisten,
sementara jika menggunakan grinder yang kurang bagus, Anda harus menyetel ulang
mesinnya setelah digunakan 50-100 kali.
manual grinder |
4 Komponen dasar ini merupakan rangkaian
akhir yang menjadi bagian dari proses panjang industri kopi. Seorang barista
yang memahami keempat hal ini tentu akan semakin ahli untuk menghasilkan kopi
yang baik. “Pada akhirnya kopi adalah sesuatu yang fun, jadi jangan terlalu
serius mempelajarinya,” tutup Ronald.
Long before known as the first person in
the world who applied molecular gastronomy to coffee, or as the founder of
Ron’s Laboratory dessert bar, Ronald Prasanto is a coffee artist at heart.
Even though he chose different road to love coffee (I mean, he's currently not opening his own coffee shop), Ronald has his own
perspective about the coffee industry, especially in terms of 4 components that
have to be mastered by a barista.
“Learning the basic technique of
serving espresso may only take 1 to 2 months. If you want to understand how to
make all 9 recipes of espresso based coffee (macchiato, cappuccino, caffe
latte, cafe mocha, americano, etc), all you have to do is to master 2 things,
making espresso and making steamed milk, that’s all.
However, a true barista has to
be able to do many other things, such as costing
or having the ability to understand the
customers’ psychology." he said
Barista
is only the last part
of the long process of coffee business. Ronald said that there 4 factors that
determine the quality of the final product, they are (in order) barista, coffee bean, coffee machine, and
grinder.
1. Barista
Barista is
the most important factors of all. You give Michael Schumacher an Innova and you give me an
F-1 car. If we are to race, I’m pretty sure that I’ll lose. It is pretty much
similar with barista. A good barista with bad coffee
machine, will produce better coffee than a bad barista
with good machine.
The main problem with Indonesian
barista is the know-it-all attitude. I prefer training a complete amateur than training
professional barista. Some of the leading coffee shop brands believe that their
method of making coffee is the best, so they’re kind of brainwashing their baristas.
One day I was asking a barista of
a leading coffee shop to make coffee based on my preference. Either he could do
it or not, he refused to serve coffee with my method because according to his
company, their method is the best one. When that happens, I just ordered hot
water, put my own coffee, and enjoy it.
I
strongly believe that there is no so-called “best method” to serve coffee, because
everyone has their own preference. Therefore, a barista should always be open
minded about everything.
2. Coffee bean
Indonesia has so many varieties of
coffee bean, each with their own unique characters. Of course we need some kind of guidelines as map to learn about the
character of the bean. Around 7 years ago, I tried to memorize these characteristics. But I also love to tweak and experiment with beans. Let say you
change the roasting profile, the whole characteristics of the bean will also
change. To me, the possibilities are endless.
I don’t recommend you to memorize
them, but rather, experiment with them! A good barista know the good character
of the bean and able to minimize the negative traits of the bean.
The other major problem for coffee industry
is: most Indonesians are accustomed to the instant coffee. It
is no wonder that many people are complaining when they the price tag of
premium coffee. It happens all the time. When that happen, I tried to explain that at coffee farm, there are hundreds people hired to handpick the good
quality coffee bean. These process has to be conducted manually and it
determine the grade of the coffee. It is indeed costly and painstaking process.
Many of the instant coffee makers
are using lower quality bean some companies even add corn, rice, or some
chemical additives into the coffee. To make it worse, we (Indonesians) are used
to that kind of coffee taste, aren’t we?
3. Coffee Machine
When it comes to coffee machine,
the question should be: how fast do you need the coffee to be prepared?’ I saw
many coffee shops are buying 3-4 groupheads machine just because it looks
cooler. You
have to consider that 1 grouphead consumes 2.000 watt, if you have 4
groupheads, you need 8.000 watt + 500 watt (for safety).
A friend of mine, owner of a sushi
restaurant, asked for coffee machine recommendation. I said, "if the sales
doesn’t reach 5 cups of espresso per day, why bother hiring a professional
barista? Just use any automatic coffee machines."
Understanding the specification of
the coffee machine also one of barista’s responsibilities. In fact, a proper
barista has to understand how to assemble and disassemble the coffee machine so
he can do minor fixes on his own.
coarse ground coffee |
4. Grinder
Ideally, we need 20-30 seconds to
prepare a cup of espresso, it is the internationally accepted duration. Less
duration results in weak coffee aroma and light crema color, while longer
duration will make the coffee taste bitter and darker crema. The duration needed is
directly affected to the fineness of the ground coffee.
As general rule for espresso, the
coarser the ground coffee, the easier for the water steam to get through
(faster time) and vice versa. There are no standard rule for the fineness of
the ground coffee, however, for espresso, I recommend the ground coffee to be a
little bit finer than salt, while for Kopi Tubruk, the texture should be like
castor sugar. The
longer the ground coffee contacts with water, the coarser it should be.
The quality of the grinding
machine affect the ground coffee in a certain way. A good grinding machine will
produce ground coffee with consistent size, meanwhile, with a bad quality
grinder, you have to re-set the machine after used 50-100 times.
These 4 basic components are only
part of the long process of coffee making business. However, understanding
these parts will greatly enhance barista’s knowledge in order to produce good
quality coffee. “In the end, coffee is fun, you don’t have to be too serious to learn
about it,” said Ronald.
No comments:
Post a Comment