Words & Photos : Edwin Pangestu
Jika Anda melihat kebiasaan makan orang Indonesia dari
perspektif orang asing, Anda akan menemukan banyak hal menarik. Matteo Meacci
adalah seorang chef asal Tuscany, Italia yang kerap tampil di video Yahoo! Indonesia
untuk membagikan tips masak ala Italia. Ia sempat tinggal selama beberapa tahun
di Indonesia dan menemukan 7 kejanggalan.
1.
Soal Sambal
Saya suka pedas, tapi semua makanan di sini selalu
ditambahkan sambal. Ini membuat saya sedikit stres karena saya selalu berusaha
membuat masakan dengan citarasa Italia yang segar, namun kemudian para
pelanggan menambahkan begitu banyak sambal, untuk apa? Maksudnya, saya bisa
menggunakan jenis ikan apa saja karena rasanya akan tertutup oleh rasa sambal. Saya
tidak memiliki ego yang besar, namun saya merasa pekerjaan saya tidak ada
artinya lagi.
2.
Persepsi Soal Makanan Italia
Kami selalu berusaha untuk mengedukasi pelanggan
mengenai makanan karena persepsi orang Indonesia mengenai makanan Italia cukup
salah di sini. Orang Indonesia percaya bahwa makanan Italia itu seperti Pizza
Hut, padahal Anda tidak akan pernah menemukan satu pun Pizza Hut di Italia,
ataupun KFC. Pizza Hut menyajikan pizza dan pasta ala Amerika, mereka mengubah
semuanya (resep dan bahan). Dan ketika Pizza Hut membuka cabang di Indonesia,
mereka memodifikasi rasanya lagi agar sesuai dengan selera Indonesia. Pelanggan
terkadang mengeluh karena masakan saya tidak sesuai harapan mereka akan
“masakan Italia” versi mereka.
3.
Al Dente
Salah satu keluhan paling konyol adalah, ada pelanggan
yang bilang risottonya belum matang karena terlalu keras. Itulah cara kami
membuat risotto di Italia, tidak lembek seperti bubur dan sedikit keras seperti
pasta, istilahnya al dente.
4.
Parma Ham
Ketika saya menyajikan cold cuts (daging yang diasinkan
seperti salami dan ham), mereka mengirimnya kembali ke dapur dan berkata,
“parma ham ini tidak enak.” Jelas saja, karena itu memang bukan parma ham. Kami
berusaha menjelaskan masakan Italia yang sebenarnya dan itu bukan pekerjaan
mudah.
5.
Pepperoni
Di Italia, yang kami sebut sebagai pepperoni adalah
paprika, sayurannya, bukan dagingnya. Selain itu kualitas bahan-bahan lainnya
juga berbeda, mulai dari tomat dan mozzarella. Saya tidak tahu, mungkin karena
pengaruh cuaca atau kondisi tanah, tapi tomat Italia rasanya jauh lebih enak. Begitu
pula dengan daging ikan dan sayuran lainnya. Sepertinya Anda harus pergi
Italia, karena banyak yang bilang sulit sekali untuk menemukan real Italian
food di luar Italia. Masakan Italia itu enak karena bahan-bahan yang kami
gunakan, sayangnya bahan ini tidak bisa kami temukan di luar Italia.
6.
Tingkat Kematangan Steak
Di Tuscany, kami suka steak yang rare, sangat rare. Saya
mengerti jika tidak semua orang bisa menikmatinya. Tapi di sini, mereka
menginginkan T-bone steak sebesar 1,2 kg dengan tingkat kematangan well done.
Saya bisa gila, tidak bisalah! Daging setebal itu membutuhkan 40 menit untuk
mencapai tingkat well done.
7.
Makan Pizza dengan Pisau dan Garpu?
Tidak aneh, kami melakukan itu. Di Italia, jika orang
makan pizza di restoran menggunakan tangan, mereka dianggap kurang sopan, namun
tidak masalah jika mereka melakukannya di rumah. Di restoran fine dining di
Italia, Anda tidak akan menemukan pizza karena di sana pizza dianggap makanan murah.
Namun bagi saya, jika Anda makan di restoran Italia, Anda harus mencoba pizza
dan pasta, itulah trademark masakan Italia.
Tentang
Matteo
Meski memiliki 2 gelar di bidang environmental science
dan winemaking, Matteo memilih untuk mengikuti kata hatinya menjadi seorang
chef. Matteo begitu mencintai tanah kelahirannyaTuscany, Italia yang memiliki
bukit hijau dengan hamparan kebun anggur dan pohon olive.
Kecintaannya diwujudkan dalam hobi barunya yaitu tato.
Ia sempat menunjukkan 3 tato di tubuhnya: peta Tuscany di dada kirinya, nama anak-anaknya dalam
aksara Jawa di lehernya, dan tato seekor kucing di punggungnya. Kekasihnya
mungkin memiliki tato kucing yang sama seperti logo BlackCat Jazz & Blues
Club, tempat kencan pertama mereka, namun Matteo menginginkan kucing yang
sedikit berbeda, kucing garong.
Sementara banyak orang Asia membayangkan indahnya hidup
di Eropa, Matteo malah tertarik untuk tinggal di Asia yang memiliki gaya hidup
yang sangat berlawanan, lebih chaotic katanya. Matteo datang ke Indonesia pada
2011 untuk bekerja sebagai chef di sebuah restoran Italia di Jakarta.
If you see Indonesian’s eating habits from foreigner
perspective, you’ll find many interesting things. Matteo Meacci is a chef from
Tuscany,Italia, that can be seen in some Indonesian Yahoo! videos to share some tips to cook ala Italia. He
lived for a few years in Indonesia and notice 7 of our interesting habits.
1.
On Chili
I love hot, spicy food, but Indonesians always put
chili sauce on their food. It stressed me, because I always try to serve fresh
Italian food, and then the customers put so many chili sauce, what for? I mean,
I can use any kinds of fish because the chili will overpower the subtlety of
the fish. I don’t have huge ego, but I feel that my job is kinda meaningless.
2.
Perception on Italian Cuisine
We always try to educate customers in Indonesia,
because Indonesians’s perception on Italian cuisine is quite wrong. Indonesians
believe that Italian food is like Pizza Hut, but you can’t find even single
outlet of Pizza Hut in Italia, nor KFC. Pizza Hut serves American style pizza
and pasta, they change everything (the recipe and ingredient). And when Pizza
Hut opened in Indonesia, they modified
it furthermore to suit the Indonesian taste. Customers sometimes complained
because my dish didn’t meet their expectation of their version of “Italian food”.
3.
Al Dente
One of the most ridiculous comments is, a customer who
complained that his rice is not cooked enough, it’s too hard to chew. That’s
how we make risotto in Italia, not soft like porridge, a bit hard like pasta,
we call it al dente.
4.
Parma Ham
When I serve cold cuts (cured meat like salami or ham),
they send it back to the kitchen and said, “this parma ham is not good.” Of
course, it’s not even parma ham. We try to explain the real Italian food here,
and it’s not an easy task.
5.
Pepperoni
In Italia, what we call pepproni is bell pepper
(paprika), not the meat. The quality of other ingredients is also different,
like tomato or mozzarella. I don’t know, perhaps it’s the soil or climate, but
Italian tomatoes taste much better. The same goes for the fish and other
vegetables. It seems that you have to go to Italia. Many people said it’s
difficult to find real Italian food, outside Italy. Italian cuisine is good
because of the ingredients we use, unfortunately we can’t get the same quality
ingredients here.
6.
Steak Doneness
In Tuscany, we’d love rare steak, blue rare. I
understand if some people here can’t enjoy it. But they want their 1,2 kg
T-Bone steak cooked well done. I go crazy!, can not do! That thick steak needs
at least 40 minutes to be well done.
7.
Eating Pizza with Knife and Fork?
This one is normal, we do that. In Italy, if you eat
pizza in restaurant using bare handm people will consider you impolite. It’s no
problem if you do it at home. In Italian fine dining restaurant, you can’t find
pizza because it is considered as cheap food. But for me, if you are to eat at
Italian restaurant, you got to try the pizza and pasta, they’re our trademark.
About
Matteo
Even though he has 2 degrees in environmental science
and winemaking, Matteo chose to follow his heart, to be a chef. Matteo loves
his homeland, Tuscany which has green hills, vineyard and olive trees.
You can see the love of his homeland through his
tattoo. He showed me his 3 tattoos: the map of Tuscany on his left chest, his
children names in ancient Javanese script on his neck, and a cat on his back. His lover may have the same
cat tattoo like the one you see on BlackCat Jazz & Blues Club logo. In
fact, they were having their first date there. But Matteo wanted a slightly
different cat, a burglar cat, commonly known as kucing garong.
Although many Asians are dreaming the beautiful life in
Europe, Matteo was more interested to live in Asia which has opposite
lifestyle, “more chaotic” as he summed it. Matteo arrived in Indonesia on 2011
to work as a chef in one of the Italian restaurant in Jakarta.
You forgot to mention, Edwin, that Matt runs a blog, http://mattandlika.com/ and a facebook page https://www.facebook.com/chefmatteomeacci where he shares some of his recipes as well as opinions.
ReplyDeleteBest,
Tom
thank you for the reminder. btw do I know you Tom?
ReplyDeleteYes, sure you do. Though your comment system doesn't show my avatar nor my name, so I'm afraid I'm stuck in anonymity.
ReplyDeleteBest,
Tom