Tuesday, March 11, 2014

6 Tips to Enjoy Wine for Beginners with Diego Urra


Diego Urra


Words: Edwin Pangestu
Photos: Pulse Communication

Menjamurnya winehouse mungkin mengintimidasi sebagian besar masyarakat Indonesia yang takut dianggap kampungan ketika menghadiri acara wine dinner. Hal ini bisa dimengerti karena wine bukanlah minuman yang mengakar pada tradisi budaya kita.

Dengan beberapa pengetahuan dasar, Anda bisa mengelabui orang sehingga mereka menyangka Anda adalah seorang ahli wine. Tentu saja saya bukan seorang sommelier, oleh sebab itu, saya dibantu oleh Diego Urra Gosselin, Brand Ambassador & Assistant Winemaker Lapostolle dari Chili untuk memberikan 6 tips menikmati wine bagi pemula:  

1. Kenali kategori wine
Secara garis besar ada 3 jenis wine, red, white, dan sparkling. Ingat, sparkling, jangan sebut champagne sebagai kategori karena champagne adalah sparkling wine yang hanya diproduksi di Champagne, sebuah wilayah di bagian timur laut Perancis.

Red wine biasa disajikan pada suhu ruangan sementara white wine dan sparkling wine biasa disajikan dingin. Satu lagi, jangan pernah memasukkan es batu ke dalam wine.

Jika Anda melakukan wine dining dengan pacar, selingkuhan atau teman perempuan yang juga pemula, saya merekomendasikan rose wine. Selain Anda akan dianggap lebih ahli karena mengetahui lebih dari 3 jenis wine dasar, kaum hawa tentunya akan lebih terpikat dengan warna pink dari rose wine yang terkesan cute, kemudian rasanya yang lebih ringan dan manis.

2. Kenali jenis anggur
Penjelasan jenis anggur akan sedikit lebih rumit karena ada ratusan jenis anggur di dunia. Tentunya Anda tidak perlu menghafal semua, toh ini bukan Ebtanas. Saya akan memberikan beberapa rekomendasi jenis anggur wine yang umum beserta cara membacanya.

Untuk red wine, cobalah anggur jenis Merlot (mare-lo) atau Pinot Noir (pee-know na-wahr). Keduanya memiliki rasa yang lebih ringan sehingga sangat cocok untuk pemula sebelum Anda beralih ke Cabernet Sauvignon (Ca-burr-nay so-veen-yaw) atau bahkan Shiraz (Shi-raz) yang lebih dry (lawan kata manis di dunia wine) dan kompleks. Beberapa orang menganggap Cabernet Sauvignon adalah pasangan sempurna untuk steak, namun saya lebih suka pairing steak dengan Shiraz, coba saja sendiri.

 Untuk white wine, Sauvignon Blanc (so-veen-yaw blang) merupakan pilihan tepat untuk pemula sebelum beralih ke Chardonnay (syar-the-nay) yang lebih intens dan asam. . Sparkling wine biasanya merupakan campuran dari berbagai jenis anggur, namun ciri khas utama wine ini adalah adanya karbonasi sehingga rasanya fizzy seperti minuman bersoda lain. Warnanya memang mirip dengan white wine, namun jika Anda melihat bulir-bulir udara di dalam cairan, bisa dipastikan itu adalah sparkling wine.

Tidak ada salahnya Anda mengetahui nama Moët & Chandon, brand champagne paling terkemuka, sebagai bahan gertakan cadangan. Anda pernah melihat botolnya beberapa kali di film The Great Gatsby. Anda juga pernah mendengar namanya dinyanyikan Freddie Mercury dalam lagu Killer Queen, tepat di awal lagu.

Sebaiknya Anda selalu memesan minimal 2 jenis wine berbeda sehingga Anda bisa mengetahui perbedaan rasanya. Jangan lupa catat jenis anggur, daerah asalnya, bahkan tahun produksinya. Setelah cukup terbiasa, Anda akan semakin mampu mengetahui perbedaanya.

Diego menambahkan, “Untuk Lapostolle, sebaiknya Anda mencoba wine yang tidak terlalu mahal seperti seri Casa kami yang lebih ringan, lebih terasa buahnya. Casa merupakan ‘daily wine’ yang bisa dinikmati setiap hari, sementara seri Cuvee rasanya lebih kompleks, lebih intense (dan mahal), biasanya diminum seminggu sekali.”
 
3. Watch your hand!
Perhatikan warna wine, cium aroma, cicipi sedikit, pejamkan mata, tarik nafas dan hayati rasanya seperti seorang ahli. Namun jangan sampai akting Anda terbongkar hanya karena posisi tangan Anda salah ketika memegang gelas, terutama untuk red wine yang lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Peganglah gagang gelasnya (stem) saja, tanpa menyentuh bowlnya sehingga suhu tubuh Anda tidak mempengaruhi rasa wine. Posisi ini juga akan terlihat lebih elegan ketika Anda melakukan toast.

That's how you hold the wine glass


4. Swirl the glass
Gelas wine memiliki bentuk unik yang fungsional. Lebih dari sekedar memenuhi nilai estetika belaka, gelas ini berfungsi untuk melakukan swirling dan mengekspos wine ke oksigen agar terjadi oksidasi. Gunanya? Untuk membiarkan wine ”bernafas”, “mengekspresikan dirinya” dan agar aroma yang terperangkap bisa lebih keluar.

Lakukan ini terutama untuk red wine karena white wine dan sparkling tidak terlalu membutuhkan swirling. Caranya cukup dengan memutar gelas wine secara perlahan sehingga membentuk pusaran kecil. Bandingkan aroma wine yang baru dituang dengan wine yang telah terkena oksigen. “Hal ini tidak berarti Anda harus terus-terusan memutar gelas. Saya lihat beberapa orang melakukannya secara berlebihan,” kata Diego.

5. Pairing
Mungkin Anda sering dengar bahwa red wine cocok dipadukan dengan daging merah sementara white wine dengan ayam atau ikan. Sebelum membahas lebih jauh soal ini, pastikan Anda tahu bahwa Anda disarankan untuk menyesap sedikit wine pada setiap suapan makanan agar rasa keduanya bisa berpadu, inilah yang dinamakan wine and food pairing.

Dani inilah saat terjadinya keajaiban, pairing yang baik akan membuat makanan dan wine bersinergi untuk membawa kedua rasanya ke level yang lebih tinggi. Karena tradisi pairing ini tidak ada di Indonesia, banyak orang melakukan kesalahan dengan menghabiskan makanan, baru kemudian meminum winenya.

Kembali ke soal pairing, menurut Diego aturan tersebut bukanlah aturan baku karena pairing juga ditentukan dari bahan dan bumbu yang digunakan, teknik memasak, dan banyak hal lainnya. Intinya, rasa dari makanan dan wine harus seimbang, artinya tidak ada salah satu yang mendominasi rasa lainnya (overpower). “Pada akhirnya pairing adalah sesuatu yang sangat subjektif. Jangan takut untuk bereksperimen. Jika Anda salah memasangkan, bukan berarti Anda tidak jadi makan kan? Ini bukan masalah hidup atau mati,” canda Diego.

Untuk hal ini, saya merekomendasikan 2 hal. Pertama, pesanlah wine “aman” seperti Merlot yang bisa dipairing dengan semua jenis makanan. Atau kedua, ijinlah ke toilet dan secara sembunyi-sembunyi, mintalah rekomendasi dari sommelier atau wine waiter restoran. Ini adalah pilihan terbaik karena biasanya mereka lebih memahami menu restoran dan wine yang mereka miliki.

6. Old world VS new world
Old world mengacu pada negara-negara pembuat wine di Eropa seperti Perancis, Spanyol, Italia dan Jerman. Eropa dikenal memiliki catatan sejarah yang lebih panjang soal pembuatan wine. New World adalah negara-negara penghasil wine di luar Eropa seperti Chili, Amerika, Argentina, Australia, dan Indonesia. Seiring dengan perkembangan dunia wine making, kualitas produk new world sudah bisa disejajarkan dengan wine old world.

Pemula seperti kita mungkin sulit memahami perbedaan rasanya, namun jika ada yang sok tahu dan mengatakan bahwa wine old world mutlak lebih baik, tantang saja orang tersebut untuk melakukan blind test. Sebelumnya, pastikan ia tidak memiliki latar belakang sebagai seorang sommelier yang sangat ahli. 


Seperti yang bisa kita duga, tips terakhir untuk menikmati wine dari Diego adalah,you can go for Lapostolle, that would be a very wise choice.” Untuk melengkapi bahan gertakan agar semakin terlihat meyakinkan, ada baiknya Anda terus membaca Liquivier :)

Oke sekarang Anda telah mengetahui sedikit tentang jenis wine, jenis anggur, posisi tangan, swirling, pairing dan isu old world VS new world. Yang perlu Anda lakukan adalah menghafal bahan gertakan tersebut dan latihan di depan kaca agar akting Anda terlihat semakin meyakinkan. Good luck!




The vast growing number of winehouses in Jakarta might be intimidating to most Indonesians, especially when you attend evenst such as wine dinner. It is perfectly understandable, since we Indonesians don’t have the wine culture.

However, with some few basic knowledge, you can fool others into thinking you’re good at wine. Of course, I’m not a sommelier, that’s why Diego Urra Gosselin, Brand Ambassador & Assistant Winemaker Lapostolle from Chile, helped me to give you 6 tips to enjoy wine for beginners:

1. Know the wine categories
Generally, there are 3 types of wine: red, white, and sparkling. Remember, sparkling wine! Never mention champagne as wine category because champagne is sparkling wine that is produced in Champagne, located to the north east of France.

Red wine is usually served at room temperature while white and sparkling is usually served chilled. Don’t forget, never put any ice cubes into wine!

If you are having wine dinner with girlfriend, wife, or any women who are also new to wine, I recommend rose wine. Other than they might look up to you for knowing more than 3 basic wine, women tend to love the cute pink color of the rose wine. It also tastes sweeter and lighter, easier for women.

2. Know the grape varieties
There are hundreds varieties of grape all over the world. It’s not school, and you’re not meant to know all of the names. I’ll give some of the most popular names, also how to pronounce them to make you look more convincing.

For red wine, try Merlot (mare-lo) or Pinot Noir (pee-know-na-wahr). These two have lighter and easier flavor before you turn to something more intense such as Cabernet Sauvignon (Ca-burr-nay so-veen-yaw), or the drier and more complex (dry is the opposite of sweet in the world of wine) Shiraz (Shi-raz). Some people say you can’t go wrong with steak and Cabernet Sauvignon, but I prefer Shiraz as the pairing of my steak, try it for yourself.

For white wine, Sauvignon Blanc (so-veen-yaw blang) is the perfect starter before you try the more intense, acidic Chardonnay (syar-the-nay). Sparkling wine is usually mix of many grape varieties, but the main characterisitic of the wine is the carbonation, it tastes fizzy, like other carbonated drinks. The color might be similar to white wine, but if you notice the bubbles of air in it, I’m sure it’s sparkling wine.

Carve the name Moët & Chandon into your mind as secret weapon to your bluffs. It is one of the most popular brand of champagne, you’ve seen it several times in the movie, The Great Gatsby. You’ve also heard the brand name sung by Freddie Mercury in the Killer Queen, right at the beginning of the song.

It is best if you order 2 different types of wine so you’ll be able to compare the flavor. Don’t forget to write down the grape varieties, the origin, even the year of the production. After a while, you’ll be able to tell the differences.

Diego added, “For Lapostolle, you’d better try the more affordable Casa series which taste lighter, more fruit forward. Casa is considered as daily wine that you can drink every day, while the more complex, intense (and expensive) Cuvee series, usually drunk once a week.”

3. Watch your hand!
Stare at the glass, look at the color, smell it, take a sip, close your eyes, breathe in and enjoy it like a pro. But don’t break your bluff only because you hold the glass the wrong way, especially for the more temperature sensitive red wine. Hold the stem of the glass, and avoid the bowl so your body temperature won’t affect the wine. This hand position also looks more elegant and sophisticated when you do the toast.

4. Swirl the glass
Wine glasses come in different forms, and they have their own functions. More than just to meet the eye, these glasses are designed to do swirling, to expose the wine to oxygen, to let the wine “breathe”. Swirling allows the wine to express itself better and to let go of the trapped aroma within the liquid.

Do the swirl, especially for red wine, as white wine and sparkling wine don’t need the swirling that much. Just swirl the glass slowly to create small vortex at the center of the glass. Compare the aroma of the newly poured wine and the wine that has been swirled, you’ll know what I mean. “It doesn’t mean that you have to swirl it over and over. I’ve seen some people are doing it excessively,” said Diego.



5. Pairing
Perhaps you have word the magic word, “red wine goes with red meat and white wine with poultry or fish”. Before discussing about this, make sure you sip a little bit of the wine right after you put the food in your mouth to let them combine. This is what we call as wine and food pairing.

This is where the magic happens. Good pairing will synergize the food and the wine, allowing both flavor to reach higher level. But because we don’t have this pairing culture in Indonesia, many people make mistake by eating the whole food, and then drink th wine afterwards.

Back to the pairing, Diego said that the rule is not written in stone. Because the wine pairing is also determined by the ingredients, spices, cooking technique, and other factors. The point is, the flavor of the food and the wine have to be balanced, it means the one’s taste should not overpower the other. “In the end, pairing is very subjective. Don’t be afraid to experiment. If you choose the wrong wine pairing, that doesn’t mean you’re not eating, right? It is not matter of life and death,” Diego laughed.

In this situation, I suggest 2 things. First, order “safe” wine such as Merlot that can be paired with almost any kinds of food. Or second, excuse yourself to the toilet and while others don’t see, ask for recommendation from the sommelier or the wine waiter in the restaurant. This might be your best option since they know better about the food and the wine that they have.

6. Old world VS new world
Old world refers to the countries that have long history of making wine, mostly these countries are in Europe, such as France, Spain, Italy, and Germany. While new world is the wine producer countries outside Europe like Chile, America, Argentina, Australia and Indonesia.  The development of wine making process has allows new world to produce wine that is as good as the old world.

Beginners like us might have difficulties in telling the difference in taste between those two. But if you meet someone who claims that old world wine is absolutely better than the new world, challenge him in a blind test. However, make sure that the person is not an expert sommelier.



As we expected, the last tip from Diego would be, “you can go for Lapostolle, that would be a very wise choice.” To arm yourself with other bluffing strategies, you'd better keep one reading Liquivier :)

Okay, now you know quite a bit about wine categories, grape varieties, hand position, swirling, pairing, and the issue of old world VS new world. All you need to do is memorize these things, and practise drinking wine in front of mirror to make your acting more convincing. Good luck!

No comments:

Post a Comment