Monday, March 17, 2014

7 Interesting Indonesian’s Eating Habits by Matteo Meacci



 

Words & Photos : Edwin Pangestu

Jika Anda melihat kebiasaan makan orang Indonesia dari perspektif orang asing, Anda akan menemukan banyak hal menarik. Matteo Meacci adalah seorang chef asal Tuscany, Italia yang kerap tampil di video Yahoo! Indonesia untuk membagikan tips masak ala Italia. Ia sempat tinggal selama beberapa tahun di Indonesia dan menemukan 7 kejanggalan.

1. Soal Sambal
Saya suka pedas, tapi semua makanan di sini selalu ditambahkan sambal. Ini membuat saya sedikit stres karena saya selalu berusaha membuat masakan dengan citarasa Italia yang segar, namun kemudian para pelanggan menambahkan begitu banyak sambal, untuk apa? Maksudnya, saya bisa menggunakan jenis ikan apa saja karena rasanya akan tertutup oleh rasa sambal. Saya tidak memiliki ego yang besar, namun saya merasa pekerjaan saya tidak ada artinya lagi.

2. Persepsi Soal Makanan Italia
Kami selalu berusaha untuk mengedukasi pelanggan mengenai makanan karena persepsi orang Indonesia mengenai makanan Italia cukup salah di sini. Orang Indonesia percaya bahwa makanan Italia itu seperti Pizza Hut, padahal Anda tidak akan pernah menemukan satu pun Pizza Hut di Italia, ataupun KFC. Pizza Hut menyajikan pizza dan pasta ala Amerika, mereka mengubah semuanya (resep dan bahan). Dan ketika Pizza Hut membuka cabang di Indonesia, mereka memodifikasi rasanya lagi agar sesuai dengan selera Indonesia. Pelanggan terkadang mengeluh karena masakan saya tidak sesuai harapan mereka akan “masakan Italia” versi mereka.

3. Al Dente
Salah satu keluhan paling konyol adalah, ada pelanggan yang bilang risottonya belum matang karena terlalu keras. Itulah cara kami membuat risotto di Italia, tidak lembek seperti bubur dan sedikit keras seperti pasta, istilahnya al dente.

4. Parma Ham
Ketika saya menyajikan cold cuts (daging yang diasinkan seperti salami dan ham), mereka mengirimnya kembali ke dapur dan berkata, “parma ham ini tidak enak.” Jelas saja, karena itu memang bukan parma ham. Kami berusaha menjelaskan masakan Italia yang sebenarnya dan itu bukan pekerjaan mudah.

5. Pepperoni
Di Italia, yang kami sebut sebagai pepperoni adalah paprika, sayurannya, bukan dagingnya. Selain itu kualitas bahan-bahan lainnya juga berbeda, mulai dari tomat dan mozzarella. Saya tidak tahu, mungkin karena pengaruh cuaca atau kondisi tanah, tapi tomat Italia rasanya jauh lebih enak. Begitu pula dengan daging ikan dan sayuran lainnya. Sepertinya Anda harus pergi Italia, karena banyak yang bilang sulit sekali untuk menemukan real Italian food di luar Italia. Masakan Italia itu enak karena bahan-bahan yang kami gunakan, sayangnya bahan ini tidak bisa kami temukan di luar Italia.

6. Tingkat Kematangan Steak
Di Tuscany, kami suka steak yang rare, sangat rare. Saya mengerti jika tidak semua orang bisa menikmatinya. Tapi di sini, mereka menginginkan T-bone steak sebesar 1,2 kg dengan tingkat kematangan well done. Saya bisa gila, tidak bisalah! Daging setebal itu membutuhkan 40 menit untuk mencapai tingkat well done.

7. Makan Pizza dengan Pisau dan Garpu?
Tidak aneh, kami melakukan itu. Di Italia, jika orang makan pizza di restoran menggunakan tangan, mereka dianggap kurang sopan, namun tidak masalah jika mereka melakukannya di rumah. Di restoran fine dining di Italia, Anda tidak akan menemukan pizza karena di sana pizza dianggap makanan murah. Namun bagi saya, jika Anda makan di restoran Italia, Anda harus mencoba pizza dan pasta, itulah trademark masakan Italia.

Tentang Matteo
Meski memiliki 2 gelar di bidang environmental science dan winemaking, Matteo memilih untuk mengikuti kata hatinya menjadi seorang chef. Matteo begitu mencintai tanah kelahirannyaTuscany, Italia yang memiliki bukit hijau dengan hamparan kebun anggur dan pohon olive.

Kecintaannya diwujudkan dalam hobi barunya yaitu tato. Ia sempat menunjukkan 3 tato di tubuhnya: peta Tuscany  di dada kirinya, nama anak-anaknya dalam aksara Jawa di lehernya, dan tato seekor kucing di punggungnya. Kekasihnya mungkin memiliki tato kucing yang sama seperti logo BlackCat Jazz & Blues Club, tempat kencan pertama mereka, namun Matteo menginginkan kucing yang sedikit berbeda, kucing garong.

Sementara banyak orang Asia membayangkan indahnya hidup di Eropa, Matteo malah tertarik untuk tinggal di Asia yang memiliki gaya hidup yang sangat berlawanan, lebih chaotic katanya. Matteo datang ke Indonesia pada 2011 untuk bekerja sebagai chef di sebuah restoran Italia di Jakarta.




If you see Indonesian’s eating habits from foreigner perspective, you’ll find many interesting things. Matteo Meacci is a chef from Tuscany,Italia, that can be seen in some Indonesian Yahoo! videos  to share some tips to cook ala Italia. He lived for a few years in Indonesia and notice 7 of our interesting habits.

1. On Chili
I love hot, spicy food, but Indonesians always put chili sauce on their food. It stressed me, because I always try to serve fresh Italian food, and then the customers put so many chili sauce, what for? I mean, I can use any kinds of fish because the chili will overpower the subtlety of the fish. I don’t have huge ego, but I feel that my job is kinda meaningless.

2. Perception on Italian Cuisine
We always try to educate customers in Indonesia, because Indonesians’s perception on Italian cuisine is quite wrong. Indonesians believe that Italian food is like Pizza Hut, but you can’t find even single outlet of Pizza Hut in Italia, nor KFC. Pizza Hut serves American style pizza and pasta, they change everything (the recipe and ingredient). And when Pizza Hut opened in Indonesia, they  modified it furthermore to suit the Indonesian taste. Customers sometimes complained because my dish didn’t meet their expectation of their version of “Italian food”.

3. Al Dente
One of the most ridiculous comments is, a customer who complained that his rice is not cooked enough, it’s too hard to chew. That’s how we make risotto in Italia, not soft like porridge, a bit hard like pasta, we call it al dente.

4. Parma Ham
When I serve cold cuts (cured meat like salami or ham), they send it back to the kitchen and said, “this parma ham is not good.” Of course, it’s not even parma ham. We try to explain the real Italian food here, and it’s not an easy task.

5. Pepperoni
In Italia, what we call pepproni is bell pepper (paprika), not the meat. The quality of other ingredients is also different, like tomato or mozzarella. I don’t know, perhaps it’s the soil or climate, but Italian tomatoes taste much better. The same goes for the fish and other vegetables. It seems that you have to go to Italia. Many people said it’s difficult to find real Italian food, outside Italy. Italian cuisine is good because of the ingredients we use, unfortunately we can’t get the same quality ingredients here.

6. Steak Doneness
In Tuscany, we’d love rare steak, blue rare. I understand if some people here can’t enjoy it. But they want their 1,2 kg T-Bone steak cooked well done. I go crazy!, can not do! That thick steak needs at least 40 minutes to be well done.

7. Eating Pizza with Knife and Fork?
This one is normal, we do that. In Italy, if you eat pizza in restaurant using bare handm people will consider you impolite. It’s no problem if you do it at home. In Italian fine dining restaurant, you can’t find pizza because it is considered as cheap food. But for me, if you are to eat at Italian restaurant, you got to try the pizza and pasta, they’re our trademark.

About Matteo
Even though he has 2 degrees in environmental science and winemaking, Matteo chose to follow his heart, to be a chef. Matteo loves his homeland, Tuscany which has green hills, vineyard and olive trees.

You can see the love of his homeland through his tattoo. He showed me his 3 tattoos: the map of Tuscany on his left chest, his children names in ancient Javanese script on his neck, and  a cat on his back. His lover may have the same cat tattoo like the one you see on BlackCat Jazz & Blues Club logo. In fact, they were having their first date there. But Matteo wanted a slightly different cat, a burglar cat, commonly known as kucing garong.

Although many Asians are dreaming the beautiful life in Europe, Matteo was more interested to live in Asia which has opposite lifestyle, “more chaotic” as he summed it. Matteo arrived in Indonesia on 2011 to work as a chef in one of the Italian restaurant in Jakarta.


3 comments:

  1. You forgot to mention, Edwin, that Matt runs a blog, http://mattandlika.com/ and a facebook page https://www.facebook.com/chefmatteomeacci where he shares some of his recipes as well as opinions.
    Best,
    Tom

    ReplyDelete
  2. thank you for the reminder. btw do I know you Tom?

    ReplyDelete
  3. Yes, sure you do. Though your comment system doesn't show my avatar nor my name, so I'm afraid I'm stuck in anonymity.
    Best,
    Tom

    ReplyDelete